BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
Kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh
Alloh SWT rtilnm dua hadnn yaitu badan jasmani dan badan rohani. nan
masing-masing kedua badan jasmani dan rohani tersebut mempunyai tuntutan
kebutuhan sendiri-sendiri yang kedua-duanya harus dipenuhi. Semua manusia pasti
menginginkan kebahagiaan hidup lahir dan batin, di dunia dan di akhirat. Adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari lebih-lebih dihapus bahwa
kebahagiaan hidup itu bisa dirasakan jika terdapat ada keseimbangan dan
keserasian antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Dengan kata lain
kebutuhan rohani harus dipenuhi seimbang dan serasi dengan pemenuhan kebutuhan
jasmani. Kalau hanya salah satu atau ya keduanya akan tetapi tidak selaras,
tidak serasi, maka jelas tidak mungkin bisa mengenyam kebahagiaan yang
diinginkan itu. Kebutuhan rbhani tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk atau
suasana rasa selaraat, rasa aman, rasa tenang dan rasa tentram. Sedangkan kebutuhan
jasmani hanya menghasilkan rasa senang dan puas yang sifatnya sangat relatif
dan sementara sekali.
Alloh SWT mengutus para Rasul dan para Nabi
sejak Nabi Adam 'ala Nabiyyina wa 'alaihis sholaatu wasallam sampai Rasul yang
terakhir yakni Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasuululloh shollalloohu
'aiaihi wa sallam dibekali kitab-kitab suci yang memuat berita-berita i tidak
lain adalah untuk menyampaikan konsepsi Alloh dan untuk membimbing ummat
manusia menuju kepada kebahagiaan hidup lahir batin dunia sampai akhirat yang
menjadi tuntutan setiap insan. Itulah
konsepsi Islam yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad Rasuulullah
shallalloohu 'aiaihi wasallam dan ditujukan atau diperuntukkan bagi seluruh
ummat manusia. Suatu rahmat atau kasih sayang Alloh yang diperuntukkan bagi
seluruh alam semesta. Alam manusia, alam jin, alam musyahadah alam Malakut,
alam duniawi dan alam ukhrowi.
Artinya kurang lebih :
"Dan tiada AKU mengutus Engkau
(Muhammad) melainkan teruntuk bagi sekalian ummat manusia" .
(An-Nisaa’ : 28)
Artinya kurang lebih :
"Dan tiada AKU mengutus Engkau
(Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta".
(An-Nisaa’ : 28)
Titik berat konsepsi Islam yang bertujuan
membahagiakan, manusia tersebut diletakkan di dalam hati manusia. Sebab hati
manusia itulah yang menjadi motor penggerak segala aktifitas hidupnya, segala
gerak dan laku manusia. Hati merupakan kendali dari pada segala macam
perbuatan. Perbuatan . yang baik dan menguntungkan keluar dari dan digerakkan
oleh hati yang baik. Perbuatan buruk dan jahat yang merugikan juga dikomando
oleh hati yang jahat. Hati yang jahat yaitu hati yang diliputi oleh lumpur
kotor dari bentuk ananiyah, 'ujub, riyak dan takabbur.
"Ananiyah" adalah sikap
"ke-akuan" atau egosentris yang memproduksi 'ujub, riyak, takabbur
dan sebangsanya yang di dalam Islam disebut sebagai suatu unsur yang menjadi
perusak nilai-nilai amal dalam pandangan Alloh dan oleh karena itu membawa
akibat kerugian dan kerusakan bagi ummat manusia.
'ujub, didefinisikan sebagai :
yaitu sikap mental yang mengaku atau merasa
bahwa memiliki kemampuan atau kekuatan sendiri, tidak menyadan bahwa kekuatan
dan kemampuan tersebut adalah pemberian dari Alloh SWT. Itulah 'ujub
perusak nilai amal.
Jika perasaan mempunyai kekuatan atau
kemampuan sendiri itu mengembang menjadi rasa mempunyai kelebihan dari pada
orang lain, namanya takabbur. Adapun riyak, adalah pendemonstrasian 'ujub itu kepada lain orang. Pendemonstrasian
secara nyata ataupun secara samar-samar.
Sikap hati kotor yang jahat seperti itulah
yang menjadi sumber dan penyebab utama manusia tidak memperoleh rasa
kebahagiaan. Kefleksi dari pada sikap hati kotor seperti itu terwujud dalam
bentuk perbuatan semena-mena sesuka hatinya. Tidak peduli apakah merugikan
orang lain atau masyarakat, yang penting aku senang, aku maunya begitu,
pokoknya aku puas. Segala sesuatu diukur menurut kemauan uan kesenangan
nafsunya. Biar orang lain menderita, biar orang lain rugi, itu salahnya
sendiri.
Kebahagiaan bukan hanya sekedar rasa senang
karena kebutuhan jasmaninya tercukupi, karena kepentingan jasma-ninya yang
bersifat kebendaan terpenuhi. Bukan hanya itu. Malah, banyak sekali kejadian
dalam kehidupan bahwa terpenuhinya kebutuhan jasmani itu justru mendatangkan
hancurnya rasa kebahagiaan. Kebahagiaan adalah perpaduan darj pada rasa senang,
rasa puas, rasa aman dan selamat, rasa tenang dan tentram. Rasa senang dan puas
atau ada yang menyebutnya "enjoy life" bisa ditimbulkan dari
kecukupan kebutuhan fisik yang bersifat kebendaan dan materi-alis. Akan tetapi
rasa selamat, rasa aman, rasa tenang dan tentram hanya dapat dimiliki oleh hati
yang bersih dan jernih yang di dalamnya tumbuh taman indahnya iman dan
kesadaran kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa.
Materi .pokok konsep kebahagiaan menurut
konsepsi Al Qur'an adalah IMAN dan TAQWA. Iman dan taqwa yang mewujudkan IHSAN.
Artinya kurang lebih :
"Dan sekiranya ahli desa (masyarakat)
benar-benar iman dan taqwa, maka sungguh akan KAMI bukakan bagi
berbagai macam barokah dari langit dan dari bumi, arah yang dapat
diperhitungkan dan yang tidak diperhitungkan)".
Seperti dijelaskan di muka bahwa titik
berat konsepsi kebahagiaan menurut Islam difokuskan di dalam hati manusia.
Pelaksanaan IMAN dan ISLAM tersebut harus diolah dan dicerna oleh dan di dalam
hati manusia. Hati yang masih kotor akibat polusi ananiyah seperti diterangkan
di muka, jelas tidak mungkin bisa mencerna dan mengolah secara tepat. Dan
seandainya dipaksakan misalnya, akan berakibat salah langkah di dalam
perjalanan atau di dalam proses menuju cita-cita bahagia yang diidam-idamkan.
Hati manusia dalam kodratnya adalah sangat
peka sekali terhadap pengaruh-pengaruh, pengaruh yang baik yang menguntungkan
ataupun pengaruh yang jahat yang meru-gikan dan menyesatkan. Baik pengaruh yang
datang dari luar maupun pengaruh dari dalam diri sendiri. Hanya hati yang sudah
bebas dari polusi ananiyah, bebas dari impri-alis nafsu sajalah yang mampu
menyelenggarakan proses perjalanan mencapai kebahagiaan hidup. Bersabda
Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam :
Artinya kurang lebih :
"Ingatlah, di dalam tubuh ada segumpal
daging ; segumpal daging itu baik, menjadi baik pulalah seluruh tubuh,
data apabila buruk, menjadi buruk dan rusak pulalah seluruh tubuh;
ketahuilah yaitu HATI".
Sesungguhnya manusia itu diciptakan oleh
Alloh SWT dalam sebagus-bagus dan sesempurna-sempurnanya bentuk kejadian akan
tetapi sayang, mereka senantiasa menjurus berlarut-larut hanyut oleh arus
polusi kejahatan, penyelewengan dan penyalahgunaan yang disangkanya bisa
mendatangkan bahagia bagi dirinya. Maka akibat itulah. kemudian oleh Alloh
dijungkir balikkan menjadi serendah-rendahnya dan sehina-hinanya makhluq.
Firman Alloh dalam Surat At-Tiin :
Artinya kurang lebih :
"Sungguh, KAMI telah menciptakan
manusia dalam sebagus-bagusnya bentuk, kemudian (akibat polah tingkah mereka)
KAMI jungkir balikkan menjadi yang paling hina di antara yang hina".
Disamping manusia oleh Alloh diciptakan
da]am bentuk yang paling bagus, Alloh memberikan penghargaan paling tinggi
kepada manusia di antara makhluq-makhluq lainnya yaitu dengan menjadikannya
diberi fungsi (kegunaan) sebagai "KHOLIFAH" atau "wakil"
Alloh di bumi. Dan pemberian fungsi kholifah ini diproklamirkan. (diumumkan)
oleh Alloh di muka para Malaikah sebagai firman-NYA :
Artinya kurang lebih :
“Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikah : sesungguhnya AKU
menjadikan (manusia sebagai ) kholifah di bumi”.
Konsekuensi praktis dari penun jiikkan
manusia sebagai kholifah di bumi tersebut adalah Alloh memberi manusia dua
bentuk kekuatan atau kemampuan yaitu kekuatan batin dan kekuatan lahir,
kekuatan rohani dan kekuatan jasmani sebagai sarana utama bagi kehidupan rohani
dan kehidupan jasmaninya. Sehingga dengan demikian manusia dapat bertafakkur,
bertadabbur, berangan-angan, berencana dan sebagainya, disamping dapat beramal
dan berbuat dengan kemampuan jasmaninya.
Sebagai kholifah atau wakil, sudah
seharusnyalah manusia dalam segala gerak dan laku perbuatannya senantiasa ada
kontak hubungan dengan yang mewakilkan, yakni Alloh SWT. Jika tidak, pasti akan
terjeromos kejalan yang sesat yang tidak sesuai dengan yang digariskan oleh
yang mewakilkan. Akibatnya akan menjadi hancur brantakan dan masih harus
mempertanggung jawabkan perbuatan sesat yang dijalankannya. Hubungan antara
manusia sebagai makhluq dengan Alloh Penciptanya, atau antara manusia sebagai
kholifah dan Alloh yang menjadikannya itulah yang merupakan kunci
pembukan pintu bahagia bagi manusia.
Untuk mencapai kondisi rohaniyah yang
mempunyai kontak hubungan dengan Alloh atau "HABLUN MINALLOH" yang
di-butuhkan oleh setiap insan yang ingin mengenyam kebahagia-an hidup tersebut,
para Ulama dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi telah merailihkan berbagai
methods positif dan efektif yang sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya
masing-masing berdasarkan 'aqidah dan Qoidah yang dihayatinya. Antara
lain ada yang menggunakan bacaan dzikir kalimah thoyyibah "LAA
ILAAHA ILLALLOH" dengan diatur begitu rupa melalui beberapa latifah setiap
manusia. Dan ada yang dengan bacaan "ALLOH ALLOH" sekian ribu pada
setiap latifah. Ada lagi yang dengan menggunakan pembacaan Al Qur'an dan
lain-lain, dan ada pula yang dengan menggunakan bacaan sholawat kepada Nabi Besar
Muhammad shollalloohu 'alaihi wasallam. Dan sebagainya dan sebagainya,
masing-masing disertai alasan dan dasar serta dalil-dalil sebagai pedomannya.
Yang memilih bentuk dzikir, menggunakan dasar firman firman Alloh :
Artinya kurang lebih :
‘…..yaitu orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenang dengan dzikir Alloh ; ketahuilah, dengan dzikir Alloh
hati menjadi tenang".
Sabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi
wasallam :
Artinya kurang lebih :
"Segala sesuatu itu ada pencucinya dan
pencuci hati adalah dzikir Alloh".
(Hadits
riwayat Baihaqi dari Ibnu Umar).
Hati yang tidak dzikir kepada Alloh diancam
dengan kecelakaan sebagaimana firman Alloh :
Artinya kurang lebih :
"Maka kecelakaan yang beratlah bagi
mereka yang membantu keras hatinya dari ingat kepada Alloh, mereka berada dalam
kesesatan yang nyata" .
Adapun yang menggunakan methode membaca Al
Qur'an sebagai penjernih hati berpedoman kepada antara lain firman Alloh :
Artinya kurang lebih :
“Dan KAMI turunkan bahagian dari pada Al
Qur'an yang menjadi obat penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman…..”.
Semua bacaan-bacaan tersebut, baik bacaan
dzikir kalimah thoyyibah atau dzikir lafal Alloh maupun bacaan Al
Qur'an memang nyata-nyata besar sekali manfaat dan faedahnya bagi
menjernihkan hati. Akan tetapi tidak. semudah begitu saja dilakukan, rnelainkan
ada syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi. Jika tidak
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuannya, bahkan bisa membawa akibat
yang sebaliknya. Pada umumnya, syarat-syarat tersebut tidak mudah bisa dipenuhi
oleh orang awam, orang kebanyakan seperti kita-kita ini. Antara lain
syarat-syaratnya berdzikir ialah :
1.
Harus disertai hudurnya hati
kepada Alloh.
2.
Harus ada guru pemberi ijazah
dan penuntun yang kaamil yang disebut Mursyid kaamil.
Jika tidak, pasti akan tergoda oleh syaitan
bersangkutan tidak merasa.
3.
Harus ikhlas dalam
melaksanakannya.
Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi,
dikatakan oleh Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz dalam karya tulisnya kitab
"Irsyaadul 'Ibaad" halaman 60 :
Artinya :
"Menurut pendapat yang shoheh dan
terpilih, maka yang dimaksud dari pada cizikir adalah hudurnya hati. Maka
seharusnyalah kondisi hudurnya hati itu menjadi tujuannya orang yang
dzikir sehingga berusaha menjadi hati Yang sadar kepada Alloh. Dan apabila
orang dzikir Alloh tetapi hatiya lupa dari Alloh, ia bukanlah orang yang dzikir
kepada Alloh melainkan orang yang lupa hatinya dari Alloh, hanya lisannya saya
yang hubungan. Maka sewajarnyalah ia harus bertobat".
Demikian juga membaca Al Qur'an ada
syarat-syarat adab-adab Yang harus dipenuhi. Antara lain sebagaimana
diterangkan di dalam kitab Durrun-Nadhiim Fi Adabi Qur 'anil 'Adhiim halaman 8
sebagai berikut : .
1.
Harus dengan ikhlas dalam
membacanya, tidak ada harapan apapun dengan bacaannya itu.
2.
Hatinya harus hudlur kepada
Alloh, sebab membaca Al-Qur'an adaiah munajah kepada Alloh.
3.
Ketika membaca seakan-akan ia
menyaksikan Alloh atau merasa dilihat oleh Alloh.
4.
Harus memenuhi adab takzhim
terhadap AL Qur ' an yang sebaik-baiknya.
5.
Harus meresapi arti ayat yang
dibaca dengan penuh hidmat, jika perlu disertai menangis, bahkan jika tidak
bisa menangis supaya usaha bisanya menangis. Menangis karena terharu dan kagum.
6.
Makhrojnya harus dijaga, bidang
tajwidnya harus dipenuhi, bacaannya harus dengan tartil.
Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi,
dikhawatirkan sekali termasuk sabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam :
Artinya kurang lebih :
“Banyak (diantara) pembaca Al Qur'an dan Al
Qur'an melaknati padanya" .
Diantara methode-methode penjernihan hati
tersebut paling ringan, paling mudah karena tidak ada syarat-syarat yang
mengundang risiko yang berat sehingga bisa dilakukan oleh sembarang
orang siapapun juga dan pasti diterima oleh Alloh SWT, tanpa disyaratkan ada
Guru Mursyid yang membimbingnya, tanpa memerlukan sanad, adalah methode membaca
sholawat kepada Nabi Besar Muhammad Fosuu-lulloh shollalloohu 'alaihi wasallam.
Orang yang membaca sholawat dicatat sebagai
orang yang dzikir kepada Alloh. Jadi di samp ing ada kontak hubungan dengan
Nabi, sekaligus bernilai ada kontak hu-bungan kepada Alloh. Antara lain lagi,
begitu membaca sholawat, begitu menerima syafa'at pertolongan dari Rosuu-lulloh
shollalloohu 'alaihi wasallam disanping juga mem-peroleh imbalan sholawat dari
Alloh dan dari para Malai-kah. Insya Alloh dalam kesempatan lain kita membahas
mengenai hal sholawat. Dalam hubungannya dengan penjernih-an hati dengan
menggunakan bacaan sholawat, bersabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam
:
"Segala sesuatu itu ada alat pencuci
dan pembasuh, adapun alat pencuci hati orang-orang mukmin dan pembasuhnya dari
kotoran yang sudah melekat/sudah berkarat itu dengan membaca sholawat
kepada-KU".
Sholawat yang dimaksud adalah segala macam
sholawat. Semua macam sholawat sama-sama memberi manfa'at bagi se pembacanya.
Hanya yang berbeda adalah macamnya manfa'at. Dan ini antara lain tergantung
pada redaksi do'a-do'a yang termasuk implikasi dari pada sholawat yang
bersangkutan, di samping kepribadian Muallif Pencipta Sholawat itu. Sekalipun
di dalam pengamalan sholawat tidak disyaratkan harus ada guru Mursyid atau guru
yang membimbingnya, akan tetapi tentu ada gurunya itu utarna, lebih terjamin,
lebih meyakinkan.
Bagi kita para Pengamal Sholawat Wahidiyah
mengapa mpatkan alternatif pilihan kepada Sholawat Wahidiyah, tentu memakai
berbagai macam pertimbangan dan dari beberapa segi. Antara lain :
1.
Faedah Sholawat Wahidiyah untuk
menjernihkan hati dan kesadaran/ma'rifat Billah wa Rosuulihi SAW, sedangkan hal
tersebut hukumnya wajib dimiliki setiap insan.
2.
Pengamalannya begitu mudah,
praktis dan memberi hasil yang effektif yang cocok dengan tuntutan kebutuhan
d.i dalam zaman pergolakan hidup seperti sekarang ini, yakni ketenangan batin
dan ketentraman jiwa.
3.
Pengamalannya tidak mempunyai
tendensi berupa apapun. Tujuannya semata-mata mengarah kepada memperdekat diri
kepada Alloh dan Rosul-NYA shollalloohu 'alaihi wasallam tanpa ada gangguan
terhadap aktifitas amal-amal ibadah yang sudah ada.
4.
Sholawat Wahidiyah terdiri dari
beberapa rangkaian do'a-do'a yang isinya sangat dibutuhkan oleh setiap insan.
Baik sebagai insan pribadi beserta keluarga dan insan sosial beserta
masyarakat, bangsa dan negaranya. Yaitu antara lain :
·
do'a memohon ma'rifat kesadaran
kepada Alloh dan Rosul-NYA SAW.
·
doa memohon maghfiroh, memohon
kenikmatan, memohon ma'rifat, memohon mahabbah dicintai dan mencintai Alloh,
memohon ridlo dan diridloi Alloh yang sesempurna mungkin dan sebagainya.
·
do'a memohon kemudahan dalam
segala urusan.
·
do'a memohon dibukakan jalan
dan diberi hidayah petunjuk.
·
do'a memohon kerukunan,
kesatuan dan persatuan bangsa.
·
do’a memohon berkah kebaikan
bagi pribadi, keluarga, oangsa dan negara, bagi para pemimpin dan masyarakat ui
segala bidang, bahkan memohon berkah bagi segala rcakhluq ciptaan Alloh.
dan sebagainya dan sebagainya,
yarig bagi kita bangsa yang sedang berada dalam alam pembangunan bangsa dan
negara ini kita rasakan sangat kita butuhkan.
5.
Cara pengamalannya diatur
dengan begitu tertib terutama bidang adab, adab terhadap Alloh dan adab
terhadap Rosuululloh SAW.
6.
Di samping Sholawat Wahidiyah
sebagai amalan do'a atau wirid, di sana ada diberikan ajaran dan
tuntunan tentang kesadaran atau Ma'rifat kepada Alloh wa Rosuulihi shollalloohu
'alaihi wasallam khususnya dan ten-tang pemeliharaan hati dan sikap mental atau
bidang akhlaq pada umumnya.
Disamping itu juga mengandung suatu
Perjuangan, yakni perjuangan Wahidiyah atau Perjuangan Fafirruu Ilalloohi wa
Rosuulihi SAW !.
7.
Sholawat, Wahidiyah dan Kandungannya
semua berlandaskan pada Al Qur'an dan Al Hadits serta telah memperoleh
tanggapan/rekomendasi Pemerintah Republik Indonesia ! .
Semoga kita termasuk orang-orang yanc dekat
kepada Alloh Wa Rosuulihi shollallohu 'alaihi wasallam, termasuk-orang-orang
yang senantiasa memperoleh hidayah dan pertolongan-NYA, memperoleh syafa'at dan
tarbiyah Rosuululloh shollallohu 'alaihi wasallam. Amiin !.
* Al Faatihah
..................................... 1
x
* Yaa Syafi'al Kholqish-sholaatu wassalaam
... dst. 3 x
* Yaa Syayyidii yaa Rosuulallooh
.................. 7 x
* Yaa Ayyuhal Ghoutsu salaamullooh
........... dst. 1 x
* Al Faatihah
..................................... 1 x