Jumat, 01 Maret 2013

PERANAN HATI DALAM KEHIDUPAN


PERANAN HATI DALAM KEHIDUPAN

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
Kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh Alloh SWT rtilnm dua hadnn yaitu badan jasmani dan badan rohani. nan masing-masing kedua badan jasmani dan rohani tersebut mempunyai tuntutan kebutuhan sendiri-sendiri yang kedua-duanya harus dipenuhi. Semua manusia pasti menginginkan kebahagiaan hidup lahir dan batin, di dunia dan di akhirat. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari lebih-lebih dihapus bahwa kebahagiaan hidup itu bisa dirasakan jika terdapat ada keseimbangan dan keserasian antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Dengan kata lain kebutuhan rohani harus dipenuhi seimbang dan serasi dengan pemenuhan kebutuhan jasmani. Kalau hanya salah satu atau ya keduanya akan tetapi tidak selaras, tidak serasi, maka jelas tidak mungkin bisa mengenyam kebahagiaan yang diinginkan itu. Kebutuhan rbhani tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk atau suasana rasa selaraat, rasa aman, rasa tenang dan rasa tentram. Sedangkan kebu­tuhan jasmani hanya menghasilkan rasa senang dan puas yang sifatnya sangat relatif dan sementara sekali.
Alloh SWT mengutus para Rasul dan para Nabi sejak Nabi Adam 'ala Nabiyyina wa 'alaihis sholaatu wasallam sampai Rasul yang terakhir yakni Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasuululloh shollalloohu 'aiaihi wa sallam dibekali kitab-kitab suci yang memuat berita-berita i tidak lain adalah untuk menyampaikan konsepsi Alloh dan untuk membimbing ummat manusia menuju kepada kebahagiaan hidup lahir batin dunia sampai akhirat yang menjadi tuntutan setiap insan.  Itulah konsepsi Islam yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad Rasuulullah shallalloohu 'aiaihi wasallam dan ditujukan atau diperuntukkan bagi seluruh ummat manusia. Suatu rahmat atau kasih sayang Alloh yang diperuntukkan bagi seluruh alam semesta. Alam manusia, alam jin, alam musyahadah alam Malakut, alam duniawi dan alam ukhrowi.

Artinya kurang lebih :
"Dan tiada AKU mengutus Engkau (Muhammad) melainkan teruntuk bagi sekalian ummat manusia" .
(An-Nisaa’ : 28)

Artinya kurang lebih :                               
"Dan tiada AKU mengutus Engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta".
(An-Nisaa’ : 28)

Titik berat konsepsi Islam yang bertujuan membahagiakan, manusia tersebut diletakkan di dalam hati manusia. Sebab hati manusia itulah yang menjadi motor penggerak segala aktifitas hidupnya, segala gerak dan laku manusia. Hati merupakan kendali dari pada segala macam perbuatan. Perbuatan . yang baik dan menguntungkan keluar dari dan digerakkan oleh hati yang baik. Perbuatan buruk dan jahat yang merugikan juga dikomando oleh hati yang jahat. Hati yang jahat yaitu hati yang diliputi oleh lumpur kotor dari bentuk ananiyah, 'ujub, riyak dan takabbur.
"Ananiyah" adalah sikap "ke-akuan" atau egosentris yang memproduksi 'ujub, riyak, takabbur dan sebangsanya yang di dalam Islam disebut sebagai suatu unsur yang menjadi perusak nilai-nilai amal dalam pandangan Alloh dan oleh karena itu membawa akibat kerugian dan kerusakan bagi ummat manusia.
'ujub, didefinisikan sebagai :

yaitu sikap mental yang mengaku atau merasa bahwa memiliki kemampuan atau kekuatan sendiri, tidak menyadan bahwa kekuatan dan kemampuan tersebut adalah pemberian dari Alloh SWT. Itulah 'ujub perusak nilai amal.
Jika perasaan mempunyai kekuatan atau kemampuan sendiri itu mengembang menjadi rasa mempunyai kelebihan dari pada orang lain, namanya takabbur. Adapun riyak, adalah pendemonstrasian  'ujub itu kepada lain orang. Pendemonstrasian secara nyata ataupun secara samar-samar.
Sikap hati kotor yang jahat seperti itulah yang menjadi sumber dan penyebab utama manusia tidak memperoleh rasa kebahagiaan. Kefleksi dari pada sikap hati kotor seperti itu terwujud dalam bentuk perbuatan semena-mena sesuka hatinya. Tidak peduli apakah merugikan orang lain atau masyarakat, yang penting aku senang, aku maunya begitu, pokoknya aku puas. Segala sesuatu diukur menurut kemauan uan kesenangan nafsunya. Biar orang lain menderita, biar orang lain rugi, itu salahnya sendiri.
Kebahagiaan bukan hanya sekedar rasa senang karena kebutuhan jasmaninya tercukupi, karena kepentingan jasma-ninya yang bersifat kebendaan terpenuhi. Bukan hanya itu. Malah, banyak sekali kejadian dalam kehidupan bahwa terpenuhinya kebutuhan jasmani itu justru mendatangkan hancurnya rasa kebahagiaan. Kebahagiaan adalah perpaduan darj pada rasa senang, rasa puas, rasa aman dan selamat, rasa tenang dan tentram. Rasa senang dan puas atau ada yang menyebutnya "enjoy life" bisa ditimbulkan dari kecukupan kebutuhan fisik yang bersifat kebendaan dan materi-alis. Akan tetapi rasa selamat, rasa aman, rasa tenang dan tentram hanya dapat dimiliki oleh hati yang bersih dan jernih yang di dalamnya tumbuh taman indahnya iman dan kesadaran kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa.
Materi .pokok konsep kebahagiaan menurut konsepsi Al Qur'an adalah IMAN dan TAQWA. Iman dan taqwa yang mewujudkan IHSAN.
Artinya kurang lebih :
"Dan sekiranya ahli desa (masyarakat) benar-benar iman dan taqwa, maka sungguh akan KAMI bukakan bagi berbagai macam barokah dari langit dan dari bumi, arah yang dapat diperhitungkan dan yang tidak diperhitungkan)".

Seperti dijelaskan di muka bahwa titik berat konsepsi kebahagiaan menurut Islam difokuskan di dalam hati manusia. Pelaksanaan IMAN dan ISLAM tersebut harus diolah dan dicerna oleh dan di dalam hati manusia. Hati yang masih kotor akibat polusi ananiyah seperti diterangkan di muka, jelas tidak mungkin bisa mencerna dan mengolah secara tepat. Dan seandainya dipaksakan misalnya, akan berakibat salah langkah di dalam perjalanan atau di dalam proses menuju cita-cita bahagia yang diidam-idamkan.
Hati manusia dalam kodratnya adalah sangat peka sekali terhadap pengaruh-pengaruh, pengaruh yang baik yang menguntungkan ataupun pengaruh yang jahat yang meru-gikan dan menyesatkan. Baik pengaruh yang datang dari luar maupun pengaruh dari dalam diri sendiri. Hanya hati yang sudah bebas dari polusi ananiyah, bebas dari impri-alis nafsu sajalah yang mampu menyelenggarakan proses perjalanan mencapai kebahagiaan hidup. Bersabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam :
Artinya kurang lebih :
"Ingatlah, di dalam tubuh ada segumpal daging ; segumpal daging itu baik, menjadi baik pulalah seluruh tubuh, data apabila buruk, menjadi buruk dan rusak pulalah seluruh tubuh; ketahuilah yaitu HATI".

Sesungguhnya manusia itu diciptakan oleh Alloh SWT dalam sebagus-bagus dan sesempurna-sempurnanya bentuk kejadian akan tetapi sayang, mereka senantiasa menjurus berlarut-larut hanyut oleh arus polusi kejahatan, penyelewengan dan penyalahgunaan yang disangkanya bisa mendatangkan bahagia bagi dirinya. Maka akibat itulah. kemudian oleh Alloh dijungkir balikkan menjadi serendah-rendahnya dan sehina-hinanya makhluq. Firman Alloh dalam Surat At-Tiin :
Artinya kurang lebih :
"Sungguh, KAMI telah menciptakan manusia dalam sebagus-bagusnya bentuk, kemudian (akibat polah tingkah mereka) KAMI jungkir balikkan menjadi yang paling hina di antara yang hina".

Disamping manusia oleh Alloh diciptakan da]am bentuk yang paling bagus, Alloh memberikan penghargaan paling tinggi kepada manusia di antara makhluq-makhluq lainnya yaitu dengan menjadikannya diberi fungsi (kegunaan) se­bagai "KHOLIFAH" atau "wakil" Alloh di bumi. Dan pemberian fungsi kholifah ini diproklamirkan. (diumumkan) oleh Alloh di muka para Malaikah sebagai firman-NYA :
Artinya kurang lebih :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikah : sesungguhnya AKU menjadikan (manusia sebagai ) kholifah di bumi”.

Konsekuensi praktis dari penun jiikkan manusia sebagai kholifah di bumi tersebut adalah Alloh memberi manusia dua bentuk kekuatan atau kemampuan yaitu kekuatan batin dan kekuatan lahir, kekuatan rohani dan kekuatan jasmani sebagai sarana utama bagi kehidupan rohani dan kehidupan jasmaninya. Sehingga dengan demikian manusia dapat bertafakkur, bertadabbur, berangan-angan, berencana dan sebagainya, disamping dapat beramal dan berbuat dengan kemampuan jasmaninya.
Sebagai kholifah atau wakil, sudah seharusnyalah manusia dalam segala gerak dan laku perbuatannya senantiasa ada kontak hubungan dengan yang mewakilkan, yakni Alloh SWT. Jika tidak, pasti akan terjeromos kejalan yang sesat yang tidak sesuai dengan yang digariskan oleh yang mewakilkan. Akibatnya akan menjadi hancur brantakan dan masih harus mempertanggung jawabkan perbuatan sesat yang dijalankannya. Hubungan antara manusia sebagai makhluq dengan Alloh Penciptanya, atau antara manusia sebagai kholifah dan Alloh yang menjadikannya itulah yang merupakan kunci pembukan pintu bahagia bagi manusia.
Untuk mencapai kondisi rohaniyah yang mempunyai kon­tak hubungan dengan Alloh atau "HABLUN MINALLOH" yang di-butuhkan oleh setiap insan yang ingin mengenyam kebahagia-an hidup tersebut, para Ulama dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi telah merailihkan berbagai methods positif dan efektif yang sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya masing-masing berdasarkan 'aqidah dan Qoidah yang dihayatinya.  Antara  lain ada yang menggunakan bacaan dzikir kalimah thoyyibah "LAA ILAAHA ILLALLOH" dengan diatur begitu rupa melalui beberapa latifah setiap manu­sia. Dan ada yang dengan bacaan "ALLOH ALLOH" sekian ribu pada setiap latifah. Ada lagi yang dengan menggunakan pembacaan Al Qur'an dan lain-lain, dan ada pula yang dengan menggunakan bacaan sholawat kepada Nabi Besar Muhammad shollalloohu 'alaihi wasallam. Dan sebagainya dan sebagainya, masing-masing disertai alasan dan dasar serta dalil-dalil sebagai pedomannya. Yang memilih bentuk dzikir, menggunakan dasar firman firman Alloh :
Artinya kurang lebih :
‘…..yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan dzikir Alloh ; ketahuilah, dengan dzikir Alloh hati menjadi tenang".

Sabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam :
Artinya kurang lebih :
"Segala sesuatu itu ada pencucinya dan pencuci hati adalah dzikir Alloh".
                                   (Hadits riwayat Baihaqi dari Ibnu Umar).

Hati yang tidak dzikir kepada Alloh diancam dengan kecelakaan sebagaimana firman Alloh :
Artinya kurang lebih :
"Maka kecelakaan yang beratlah bagi mereka yang membantu keras hatinya dari ingat kepada Alloh, mereka berada dalam kesesatan yang nyata" .
Adapun yang menggunakan methode membaca Al Qur'an sebagai penjernih hati berpedoman kepada antara lain firman Alloh :
Artinya kurang lebih :
“Dan KAMI turunkan bahagian dari pada Al Qur'an yang menjadi obat penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…..”.
Semua bacaan-bacaan tersebut, baik bacaan dzikir kalimah thoyyibah atau dzikir lafal Alloh maupun bacaan Al Qur'an memang nyata-nyata besar sekali manfaat dan faedahnya bagi menjernihkan hati. Akan tetapi tidak. semudah begitu saja dilakukan, rnelainkan ada syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi. Jika tidak memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuannya, bahkan bisa membawa akibat yang sebaliknya. Pada umumnya, syarat-syarat tersebut tidak mudah bisa dipenuhi oleh orang awam, orang kebanyakan seperti kita-kita ini. Antara lain syarat-syaratnya berdzikir ialah :
1.       Harus disertai hudurnya hati kepada Alloh.
2.       Harus ada guru pemberi ijazah dan penuntun yang kaamil yang disebut Mursyid kaamil.
Jika tidak, pasti akan tergoda oleh syaitan bersangkutan tidak merasa.
3.       Harus ikhlas dalam melaksanakannya.
Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi, dikatakan oleh Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz dalam karya tulisnya kitab "Irsyaadul 'Ibaad" halaman 60 :
Artinya :
"Menurut pendapat yang shoheh dan terpilih, maka yang dimaksud dari pada cizikir adalah hudurnya hati. Maka seharusnyalah kondisi hudurnya hati itu menjadi tujuannya orang yang dzikir sehingga berusaha menjadi hati Yang sadar kepada Alloh. Dan apabila orang dzikir Alloh tetapi hatiya lupa dari Alloh, ia bukanlah orang yang dzikir kepada Alloh melainkan orang yang lupa hatinya dari Alloh, hanya lisannya saya yang hubungan. Maka sewajarnyalah ia harus bertobat".
Demikian juga membaca Al Qur'an ada syarat-syarat adab-adab Yang harus dipenuhi. Antara lain sebagaimana diterangkan di dalam kitab Durrun-Nadhiim Fi Adabi Qur 'anil 'Adhiim halaman 8 sebagai berikut : .
1.       Harus dengan ikhlas dalam membacanya, tidak ada harapan apapun dengan bacaannya itu.
2.       Hatinya harus hudlur kepada Alloh, sebab membaca Al-Qur'an adaiah munajah kepada Alloh.
3.       Ketika membaca seakan-akan ia menyaksikan Alloh atau merasa dilihat oleh Alloh.
4.       Harus memenuhi adab takzhim terhadap AL Qur ' an yang sebaik-baiknya.
5.       Harus meresapi arti ayat yang dibaca dengan penuh hidmat, jika perlu disertai menangis, bahkan jika tidak bisa menangis supaya usaha bisanya menangis. Menangis karena terharu dan kagum.
6.       Makhrojnya harus dijaga, bidang tajwidnya harus dipenu­hi, bacaannya harus dengan tartil.
Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, dikhawatirkan sekali termasuk sabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam :
Artinya kurang lebih :
“Banyak (diantara) pembaca Al Qur'an dan Al Qur'an melaknati padanya" .
Diantara methode-methode penjernihan hati tersebut paling ringan, paling mudah karena tidak ada syarat-syarat yang mengundang risiko yang berat sehingga bisa dilakukan oleh sembarang orang siapapun juga dan pasti diterima oleh Alloh SWT, tanpa disyaratkan ada Guru Mursyid yang membimbingnya, tanpa memerlukan sanad, adalah methode membaca sholawat kepada Nabi Besar Muhammad Fosuu-lulloh shollalloohu 'alaihi wasallam.
Orang yang membaca sholawat dicatat sebagai orang yang dzikir kepada Alloh. Jadi di samp ing ada kontak hubungan dengan Nabi, sekaligus bernilai ada kontak hu-bungan kepada Alloh. Antara lain lagi, begitu membaca sholawat, begitu menerima syafa'at pertolongan dari Rosuu-lulloh shollalloohu 'alaihi wasallam disanping juga mem-peroleh imbalan sholawat dari Alloh dan dari para Malai-kah. Insya Alloh dalam kesempatan lain kita membahas mengenai hal sholawat. Dalam hubungannya dengan penjernih-an hati dengan menggunakan bacaan sholawat, bersabda Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam :
"Segala sesuatu itu ada alat pencuci dan pembasuh, adapun alat pencuci hati orang-orang mukmin dan pembasuhnya dari kotoran yang sudah melekat/sudah berkarat itu dengan membaca sholawat kepada-KU".

Sholawat yang dimaksud adalah segala macam sholawat. Semua macam sholawat sama-sama memberi manfa'at bagi se pembacanya. Hanya yang berbeda adalah macamnya manfa'at. Dan ini antara lain tergantung pada redaksi do'a-do'a yang termasuk implikasi dari pada sholawat yang bersangkutan, di samping kepribadian Muallif Pencipta Sholawat itu. Sekalipun di dalam pengamalan sholawat tidak disyaratkan harus ada guru Mursyid atau guru yang membimbingnya, akan tetapi tentu ada gurunya itu utarna, lebih terjamin, lebih meyakinkan.
Bagi kita para Pengamal Sholawat Wahidiyah mengapa mpatkan alternatif pilihan kepada Sholawat Wahidiyah, tentu memakai berbagai macam pertimbangan dan dari beberapa segi. Antara lain :
1.       Faedah Sholawat Wahidiyah untuk menjernihkan hati dan kesadaran/ma'rifat Billah wa Rosuulihi SAW, sedangkan hal tersebut hukumnya wajib dimiliki setiap insan.
2.       Pengamalannya begitu mudah, praktis dan memberi hasil yang effektif yang cocok dengan tuntutan kebutuhan d.i dalam zaman pergolakan hidup seperti sekarang ini, yakni ketenangan batin dan ketentraman jiwa.
3.       Pengamalannya tidak mempunyai tendensi berupa apapun. Tujuannya semata-mata mengarah kepada memperdekat diri kepada Alloh dan Rosul-NYA shollalloohu 'alaihi wasallam tanpa ada gangguan terhadap aktifitas amal-amal ibadah yang sudah ada.
4.       Sholawat Wahidiyah terdiri dari beberapa rangkaian do'a-do'a yang isinya sangat dibutuhkan oleh setiap insan. Baik sebagai insan pribadi beserta keluarga dan insan sosial beserta masyarakat, bangsa dan negaranya. Yaitu antara lain :
·         do'a memohon ma'rifat kesadaran kepada Alloh dan Rosul-NYA SAW.
·         doa memohon maghfiroh, memohon kenikmatan, memohon ma'rifat, memohon mahabbah dicintai dan mencintai Alloh, memohon ridlo dan diridloi Alloh yang sesempurna mungkin dan sebagainya.
·         do'a memohon kemudahan dalam segala urusan.
·         do'a memohon dibukakan jalan dan diberi hidayah petunjuk.
·         do'a memohon kerukunan, kesatuan dan persatuan bang­sa.
·         do’a memohon berkah kebaikan bagi pribadi, keluarga, oangsa dan negara, bagi para pemimpin dan masyarakat ui segala bidang, bahkan memohon berkah bagi segala rcakhluq ciptaan Alloh.
dan sebagainya dan sebagainya, yarig bagi kita bangsa yang sedang berada dalam alam pembangunan bangsa dan negara ini kita rasakan sangat kita butuhkan.
5.       Cara pengamalannya diatur dengan begitu tertib terutama bidang adab, adab terhadap Alloh dan adab terhadap Rosuululloh SAW.
6.       Di samping Sholawat Wahidiyah sebagai amalan do'a atau wirid, di sana ada diberikan ajaran dan tuntunan tentang kesadaran atau Ma'rifat kepada Alloh wa Rosuulihi shollalloohu 'alaihi wasallam khususnya dan ten-tang pemeliharaan hati dan sikap mental atau bidang akhlaq pada umumnya.
Disamping itu juga mengandung suatu Perjuangan, yakni perjuangan Wahidiyah atau Perjuangan Fafirruu Ilalloohi wa Rosuulihi SAW !.
7.       Sholawat, Wahidiyah dan Kandungannya semua berlandaskan pada Al Qur'an dan Al Hadits serta telah memperoleh tanggapan/rekomendasi Pemerintah Republik Indonesia ! .

Semoga kita termasuk orang-orang yanc dekat kepada Alloh Wa Rosuulihi shollallohu 'alaihi wasallam, termasuk-orang-orang yang senantiasa memperoleh hidayah dan pertolongan-NYA, memperoleh syafa'at dan tarbiyah Rosuululloh shollallohu 'alaihi wasallam. Amiin !.

* Al Faatihah ..................................... 1 x
* Yaa Syafi'al Kholqish-sholaatu wassalaam ... dst. 3 x
* Yaa Syayyidii yaa Rosuulallooh .................. 7 x
* Yaa Ayyuhal Ghoutsu salaamullooh ........... dst. 1 x
* Al Faatihah ..................................... 1 x


KEJERNIHAN HATI DAN KEBERSIHAN LAHIR


KEJERNIHAN HATI  DAN KEBERSIHAN LAHIR

Kejernihan hati atau kesucian batin dan kebersihan lahir atau kebersihan badan, pakaian, pangan, teirnpat tinggal dan lingkungan adalah suatu kondisi yang mutlak dibutuhkan oleh setiap manusia untuk membina dan menjamin hidup dan kehidupan yang tenang, tentram, bahagia, sejahtera dunia dan akhirat. Oleh karena itu upaya untuk memperoleh kejernihan hati dan kebersihan lahir adalah termasuk perjuangan hidup yang harus diusahakan oleh setiap manusia.
Alloh SWT Tuhan Maha Pencipta, menciptakan nanusia terdiri dari dua unsur,.unsur jasmani atau jasad dan unsur rohani atau jiwa, yang keduanya memerlukan pembangunan dan pemeliharaan yang sebaik-baiknya.
Manusia diberi dua macam kekuatan, kekuatan janmani dan rohani, atau kemampuan yang bersifat lahiriyah dan batiniyah. Kedua kekuatan yang diberikan Alloh SWT itu tidak lain agar dipergunakan untuk mendatangkan sebesar-besarnya manfaat, guna memperoleh dan membina hidup selamat sejahtera dan bahagia lahir dan batin.
Kekuatan lahiriyah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh karya-karya lahir atau kekuatan yang dihasilkan oleh tenaga lahir yang dapat diperhitungkan oleh akal fik:.ran, dan akal fikiran itu sendiri tergolong kekuatan lahir. Adapun kekuatan batiniyah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh daya jiwa atau tenaga batin yang tidak dapat diper­hitungkan dengan akal fikiran. Betapapun benarnya kemampu­an lahiriyah manusia, akan tetapi masih terbatas sekali apabila dibandingkan dengan kamampuan batin atau daya jiwa manusia. Kekuatan lahir hanya bisa berhubungari dengan alam nyata, sedangkan kekuatan jiwa manusia dapat menembus alam ghoib, dapat mengadakan komunikasi dengan alam luar manusia, seperti alam jin, alam malaikat, alam barzah/ bahkan dapat beraudensi dengan Tuhan pencipta alam semesta.
Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya hanya manusia yang diberi dua macam kekuatan yang amat luas seperti itu. Makhluq-makhluq selain manusia diberi dua macam kekuatan seperti yang diberikan manusia.
Demikian kasih sayang Alloh SWT kepada manusia hamba-Nya Ini perlu kita renungkan untuk mendahului perabahasan masalah MENJERNIHKAN HATI agar tumbuh rasa kesadaran kepada Alloh SWT yang mendalam, sehingga dapat senantiasa meningkatkan syukur kepada-Nya.
Pusat segala kegiatan manusia, baik kegiatan jasmani maupun rohani terletak didalam hatinya. Hati merupakan pusat komando "dan" motor penggerak dari segala macam gerak dan tingkah laku manusia. Hati ibarat Raja atau Pemerintahnya. Perbuatan manusia yang baik maupun yang jahat, .emuanya dikomando dan digerakkan oleh hati.
Di dalam hati manusia bermarkas dua macam dewan, yang berlainan pengaruh dan arahnya satu sama lain, bahkan saling bertolak belakang dan sangat berJawanan. Yaitu "Dewan perancang kebaikan dan Dewan perancang kejahatan". Siapa diantara dua dewan itu yang berkuasa didalam hati, dialah yang memegang komando setfala gerak dan perbuatan manusia. Adapun faktor fikiran, sekalipun dipenuhi dengan , berbagai macam perbendaharaan ilmu pengetahuan dan hikmah kebijaksanaan namun fungsinya hanya sebagai "Dewan Pertimbangan" dan tidak memegang peranan yang menentukan.
Jelasnya, manusia akan menjerumus kejurang kejahatan dan kehancuran apabila hatinya penuh dengan kotoran-kotoran nafsu, sehingga hatinya dikuasai dan diperintah oleh Dewan Perancang kejahatan. Dan manusia dikatakanbaik, baik budi pekertinya dan baik perbuatannya, apabila hatinya dipimpin oleh Dewan Perancang kebaikan, sebab hatinya suci bersih clari pengaruh atau kotoran nafsu. Kotoran nafsu yang melakat didalam hati dapat menimbulkan penyakit hati, sehingga dapat mengganggu kesehatan mental manusia. Maka hati manusia harus selalu dibersihkan dari kotoran-kotoran dan hama penyakitnya hati, dengan menempatkan Dewan Perancang kebaikan sebagai Raya atau pemerin tah yang bi jaksana didalam dirinya!.
Betapa tepat dan. bijaksananya Rosululloh SAW memberi kan peringatan kepada kita dengan Sabda-Nya :
"Sesungguhnya didalam jasad manusia itu ada segumpal daging; apabila segumpal daging itu baik, menjadi baik pulalah seluruh jasad, dan apa'bila rusak atau kotor, menjadi rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah, yaitu hati".
(Hadits riwayat Imam Buchori).

1.       Apakah yang dimaksud menjernihkan hati itu ?
Menjernihkan hati atau mensucikan batin maksudnya : membebaskan hati dari pengaruh-pengaruh nafsu yang senantiasa berusaha dan berpartisipasi untuk menguasai hati manusia.
Membersihkan hati, istilah yang populer sekarang dise-but operasi mental atau pembangunan mental/ jiwa.
Didalam Kitab Suci Al Qur'an diterangkan pernyataan Nabi Yusuf a.s., tentang tekad Beliau yang senant.iasa waspada terhadap tipu daya nafsu sebagai berikut :
"Dan tidaklah aku membiarkan diriku (dikuasai nafsu ) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rohmat oleh Tuhanku".
(Yusuf - 53 )

2.       Faedah dan Hukumnya Menjernihkan Hati
Faedah menjernihkan/membersihkan hati banyak sekali, antara lain :
a.       Untuk menghidarkan manusia dari kejahatan dan kehan-curan dunia dan akherat.
b.      Untuk menjadikan manusia baik lahir dan batinnya yang disebabkan hatinya suci bersih dari kotoran-kotoran nafsu.
c.       Untuk kebahagiaan dan keselamatan, khususnya dihari kebangkitan.
Firman Alloh SWT :
"Dihari kebangkitan harta dan anak-anak tidak berguna (hari qiyamat), kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang suci bersih (suci-bersih dari syirik dan ma'siyat).
Adapun hukumnya menjernihkan/membersihkan hati adalah : wajib 'Ain. Sebagaimana pernyataan para ulama', teruta-ma para ulama1 shufi sebagai berikut :
Menjernihkan hati (jiwa) dari kotoran-kotoran (nafsu) adalah wajib (Kitab Kifayatul Atqiya').
Wajib disini dalam arti harus diusahakan oleh setiap orang, baik pria, wanita, tua-muda dari golongan dan angsa manapun juga semuanya wajib menjernihkan hati, alam rangka mencapai hidup dan kehidupan yang baik di dunia dam akherat.

3.       Cara Menjernihkan Hati atau Operasi Mental
Sebelum kita pelajari bagaimana cara menjernihkan hati, marilah kita perhatikan operasi mental yang dialami Rosuululloh SAW ketika akan menjalani Isro’ Mi'roj. Operasi mental tersebut merupakan tuntunan nyata yang harus diikuti para ummat, bahkan oleh setiap manusia.
Adapun caranya operas! sebagai berikut :
a.       Kotoran-kotoran yang terdapat di hati Rosululloh SAW oleh Malaikat Jibril dicuci dengan air Zam Zam.
b.      Kemudian hati Rosuululloh SAW dipenuhi dengan hikmah, Iman, ham (ramah-tamah/lemah-lembut), Ilmu, yakin dan Islam.
Berkat adanya operasi tersebut, segala gangguan dan godaan yang dialami dalam perjalanan Isro’ Mi roj dapat diatasi dengan sempurna dan sukses menghadap kehadirat Alloh SWT untuk menerima tugas-tugas yang harus dilaksanakan para ummat, antara lain sholat lima waktu dalam sehari-semalam.
Adapun cara menjernihkan hati bag! kita, secara global dapat dilaksanakan.dengan dua macam cara, yaitu :
1)  Mendayagunakan kemampuan batiniyah, mendayagunakan kemantapan batiniyah, yakni dalam bentuk berdo'a kepada Alloh SWT Tuhan Yang Maha Pengasih lag! Maha Penyayang, memohon hidayah dan taufiq-Nya. Berdo'a adalah ciri khas dari hamba Alloh yang beriman dan merupakan senjata baginya dan merupakan otak/intinya ibadah Rosuululloh SAW bersabda :
"Do'a adalah senjata orang Mu'min dan tiangnya agama dan sebagai cahaya (yang memerangi) langit dan bumi".
"Doa adalah otak/inti/pemimpinnya ibadah".
Senjata yang serbaguna. Dapat dipergunakan untuk menghadapi segala macam persoalan dan kepentingan, termasuk senjata untuk operasi mental atau menjer-nihkan hati. Berdo'a adalah Ibadah, sebagai pelaksanaan Firman Alloh SWT :
Dan Tuhanmu berfirman : "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu".
2)  Mendayagunakan kemampuan lahiriyah. Mendayagunakan kemampuan lahiriyah dalam bentuk bekerja, berkarya dan bentuk-bentuk aktifitas lahiriyah lainnya, misalnya : melalui penjajaran dan pendidikan, lewat sistim da’wah, melalui organisasi-organisasi sosial dan sebagainya.
Cara operasi mental seperti itu, dalam garis besarnya dititik beratkan pada prinsip penanaman ilmu pengetahuan, sehingga diharapkan bisa tumbuh kesadaran dalam jiwanya.
Pendayagunaan kemampuan rohani dan jasmani seperti diatas, harus dipergunakan manusia untuk mencapai kebahagiaan dan keslamatan. Keduanya harus digunakan secara harmonis, seirama, seimbang, saling isi mengisi dan saling dukung-mendukung.
Contoh :
Pendayagunaan kemampuan lahiriyah, seperti mencari ilmu pengetahuan, apabila tidak didukung dengan Pendayagunaan kemampuan batiniyah yaitu memohon hidayah Alloh SWT, maka pasti Ilmu Pengetahuan yang diperolehnya tidak akan menjadi Ilmu yang berrnanfa'at, sehingga Ilmu itu tidak akan mampu meletakkan ben«ih yang menumbuhkan kejernihan hati, ketentraman batin dan kesehatan mental. Bahkan boleh jadi ilmu-ilmu yang tidak disertai hidayah Alloh itu, malah menyuburkan bercokolnya "Imprialis nafsu" sebagai "Dewan Perancang Kejahatan" didalam hati manusia. Sehingga timbul riya', ujub dan takabbur.
Dalam hubungan antara ilmu dan hidayah, Rosuu-lulloh SAW telah memperingatkan kita dengan sabdanya :
"Barang siapa bertambah ilmunya dan tidak bertainbah hidayahnya, maka tidak menjadi bertambah (dekatnya) melainkan semakin jauh dari Alloh SWT".
Apakah hidayah Alloh dapat diperoleh atau diusahakan dengan upaya manusia ? Jawabnya tegas DAPAT.
Firman Alloh dalam Al Qur'an surat Al. Ankabut ayat 69 sebagai berikut :
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridloan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami".

Berjihad disini artinya bersungguh-sungguh atau berusaha dengan sungguh-sungguh lahir dan batin. Berusaha menuju kepadanya untuk memohon hidayah dan Taufiqnya.
Istilah didalam Wahidiyah, bersungguh-sungguh memohon kepada Alloh itu disebut "Mujahadah". Hu-bungan antara Hidayah dan Mujahadah, Imam Ghozali RA menyatakan dalam Kitab Ihya'nya :
"Mujahadah adalah kuncinya hidayah tidak ada kunci untuk memperoleh hidayah selain Mujahadah".

Kesimpulannya : Cara men jernihkan hati /operas! men­tal adalah dengan :
a)      Mujahadah/berdo'a dengan sungguh-sungguh.
b)      Menuntut Ilmu Pengetahuan dan mengamalkan ilmu-ilmu yang diperolehnya.
4.       Alat Untuk Men Jernihkan Hati
Salah satu alat yang ampuh dan ringan untuk menjernihkan hati adalah do'a sholawat. Sholawat dapat dlgunakan alat untuk menjernihkan hati dan dapat membawa ummat bersih jiwanya yang .sekaligus akan menjauhkan cari perbuatan tercela serta akan menciptakan umat dalam kehidupan damai yang diikat oleh rasa kasih sayang, hormat-menghormati dan cinta-mencintai satu sama lain.
 “Segala sesuatu itu ada alat pencuci dan pembersih. Adapun alat pencuci hati seorang mu'min dan pembersihnya dari kotoran yang sudah melekat/sudah berkarat itu dengan membaca Sholawat kepada-Ku" .
 (Sa'adatud daroini hal. 511)
Secara umum mengenal faedah dan manfa'at do'a sholawat bagi si-pembaca Sholawat adalah :
"Sesungguhnya msmbaca Sholawat kepada Mabi SAW itu bisa menerangi hati dan mevmsulkan tanpa Guru kepada Tuhan Dzat Yang Maha Mengetahui perkara ghoib".

Menerangi hati maksudnya hati menjadi padang, jernih, bersih, suci, tenang, aman dan tentram. Mewusulkan  maksudnya  mengantarkan dan menyampaikan kepada  tingknt  kondisi  batitjiyah  sadar  (ma'rifat) kepada Alloh SWT.

5.       Kesucian/Kebersihan Lahir
Agama Islam sangat mementingkan kesucian dan kebersihan. Karena itu, kita harus selalu menjaga kesucian batin dan kesucian/kebersihan lahir, agar hati/ badan, pakaian, pangan, tempat tinggal dan lingkungan selalu suci/bersih.
Suci dan bersih itu sehat. Orang yang suci dan bersih akan terhindar dari penyakit. Orang yang suci dan bersih dicintai Alloh, sebagaimana firmannya :

“Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang bertaubat (mensucikan batin) dan orang-orang yang mensucikan cliri (mensucikan lahir)".
                                                                               (Al-Baqarah - 222).
Rosuululloh SAW bersabda :

"Kebersihan itu sebagian dari Iman".      

Jadi tegasnya, tidaklah sempurna iman seseorang, kecuali jika ia memandang bahwa kebersihan lahir dan kesucian batin itu sebagai hal yang "penting dan pokok". Merupakan pokok pangkal kesehatan jasmani dan rohani. Hubungar. antara kebersihan lahir dan' kesucian batin sangat erat sekali, dan lahir itu menunjukkan batinnya. Sebagaimana yang pernah didawuhkan Hadlrotul Mukarrom Romo Yahi.
"Lahir itu menunjukkan batinnya".
Adapun cara menjaga kebersihan/kesucian lahir antara lain : Mandi, mencuci, menyapu, bersuci, membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya. Masalah bersuci (Thoharoh) dari hadats dan najis perlu sekali kita pelajari dengan teliti tata caranya, karena sebagian besar tata cara ibadah, lahirnya harus dalam keadaan suci dari hadats dan suci dari najis. Hal tersebut seringkali diperingatkan oleh Hadratul Mukarrom Romo Yahi dalam berbagai kesempatan, dan sliau menyerukan agar supaya dalam pengajian-pengajian Wahidiyah disamping membaca Buku-buku Wahidiyah juga supaya membaca/mempela jari Buku/Kitab-kitab dibidang  syare'at.
Adapun cara memelihara/menjaga Kesehatan jasmani dan rokhani adalah sebagai berikut :
Jasmani :
a.       Memelihara kebersihan badan dan lingkungan.
b.      Makan makanan yang bergizi.
c.       Berolah raga dan beristirahat dengan teratur.
d.      Berobat bila sakit.
Rokhani :
a.       Menjaga kesucian batin.
b.      Menuntut Ilmu yang bermanfa'at.
c.       Memberi makanan rokhani dengan pengabdian diri dan kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.
d.      Bermujahadah.
Hubungan antara Kesehatan jasmani dan Kesehatan rokhani sangat erat sekali, sebagaimana pepatah mengatakan :
"Akal/rokhani yang sehat terletak didalam jasad yang sehat".

Al Faatihah ....................................... 1 x
Yaa Syaafi'al kholqish-sholaatu wassalaam .... dst. 3 x
Yaa Sayyidii yaa Rosuulallooh ..................... 7 x
Yaa Ayyuhal Ghoutsu salaamullooh ............. dst. 3 x
Al Faatihah ....................................... 1x