Jumat, 01 Maret 2013

DASAR ATAU DALILNYA LILLAAH-BILLAAH HARUS DITERAPKAN BERSAMA


DASAR ATAU DALILNYA LILLAAH-BILLAAH HARUS DITERAPKAN BERSAMA

"Dan barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia mengerjakan amal sholeh (LILLAAH) dan janganlah mempersekutukan dengan sesuatupun dalam ber-ibadah kepada Tuhannya ( BILLAAH ).
                                                                                (Q : surat (18) Al Kahfi ayat 110).

“Dan sekiranya para penduduk kota/desa/negara benar-benar beriman dan bertaqwa (BILLAAH dan LILLAAH), sungguh KAMI akan melimpahkan kepada mereka bermacam-macam barokah dari langit dan dari bumi (barokah lahir dan barokah batin dari arah yang dapat di perhitungkan dan dari arah yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya). Akan tetapi (sayangnya) mereka mendustakan (ayat-ayat KAMI), maka KAMI siksa mereka (kami ambil tindakan tegas) disebabkan perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan".
(Q : surat (7) Al A'rof ayat 96).
"Sesungguhnya  orang-orang munafik itu ditempatkan di tempat yang paling bawah dari neraka, dan Engkau (Muham­mad) sekali-kali tidak dapat menemukan seorang penolongpun bagi mereka; kecuali, mereka bertobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh kepada ALLOH (sadar BILLAAH) dan menjalankan agama mereka dengan ikhlas (LILLAAH). Maka mereka itu ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang beriman dan kelak ALLOH akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang agung" .
(Q : surat (59) Al Hasyr ayat 7).
Definisi "munafik" yaitu orang yang lahir dan batinnya tidak sama. Lahirnya kelihatan beribadah tetapi batinnya tidak beribadah (tidak LILLAAH), ini munafik !. Sekalipun munafik seperti ini tidak sampai menggugurkan iman seseorang, tetapi tetap namanya munafik dan akan ditempat­kan di "darkil-asfal" neraka yang paling bawah seperti keterangan pada ayat diatas !.
Mengadakan perbaikan, artinya merobah sikap, menyudahi pertingkah yang tidak baik dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang baik lahir dan batin !.
"Mengapa Alloh akan menyiksamu jika kamu sekalian benar-benar bersyukur (LILLAAH) dan sungguh-sungguh beriman (BILLAAH) dan ALLOH adalah 'Maha Mensyukuri*) lagi Maha Mengetahui".
                                                        (Q : surat (4) An Nisaak ayat 147).
*) Maha Mensyukuri", artinya Alloh Maha Menerima syukur dari hamba-NYA, memberi pahala terhadap amal-amal ibadah hamba-hamba-NYA, mengampuni dosa-dosa dan selalu menambah nikmat karunia-NYA.

LIRROSUL:
Disamping niat ibadah LILLAAH seperti dimuka, supaya juga disertai dengan niat LIRROSUL, yaitu niat mengikuti tuntunan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam. Asal, bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan.

DASAR/DALILNYA LIRROSUL
Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur'an, antara lain :
(1)       "Hari orang-orang yang beriman, taatlah kepada ALLOH dan taatlah kepada Rosul, dan janganlah kamu sekalian merusakkan amal-amal kamu sekalian !.
                                                 (Q : surat (47), Muhammad ayat 33).

Hal-hal yang merusak amal antara lain adalah ‘ujub, riyak, takabbur dan tidak ikhlas karena Alloh.
Tidak LILLAAH-BILLAAH istilah wahidiyah. Hanya LILLAAH, tidak sadar BILLAAH, pasti terjadi rasa ‘ujub dan sebagainya itu. Dan hubungan ayat di atas, disamping niat LILLAAH harus juga disertai niat LIRROSUL, mengikuti, taat kepada Rosulullah.
(2)       “Dan apa yang disampaikan oleh Rosul kepadamu semua, terima dan kerjakanlah, dan apa yang dilarang oleh-Nya, maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh sangat berat hukuman-Nya”.


 






(3)       “Dan KAMI tidaklah mengutus seseorang Rosul melainkan supaya ditaati dan diikuti dengan izin Allah. Dan jika sekiranya ketika mereka menganiaya dirinya, sungguh-sungguh datang kepada-Mu lalu memohon ampun kepada Alloh dan Rosulpun berkenan memohonkan ampun buat mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
                                                      (Q : surat (4) An Nisaak ayat 64)


Sehubungan ayat “WALAU ANNAHUM……... dst”. Al Mukarrom Mbahyai K.H. Abdoel Madjid Ma’roef, Muallif sholawat Wahidiyah menganjurkan bahwa kalimat tersebut ada baiknya jika dibaca pada setiap kita akan mengamalkan do’a-do’a sholawat.


 






(4)        “Dari Abi Hurairoh r.a dari Kanjeng Nabi, shollalloohu ‘alaihi wa sallam, bahwa sesungguhnya Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jika aku mencegahmu dari sesuatu, maka jauhilah sesuatu itu, dan jika aku memerintahkan sesuatu kepadamu, maka laksanakanlah menurut kemampuanmu”.
                                                                (Hadist Muttafaq ‘alaihi) 
(5)       “Barang siapa mengikuti / taat kepada Rosul (LIRROSUL), maka sungguh ia telah taat kepada Allah”.
                                                       (Q : surat (4) An Nisaak ayat 80)

“Hakikat ‘mengikuti’ yang sesungguhnya adalah melihat ‘yang diikuti’ pada segala sesuatu, dan disamping dan di dalam segala sesuatu”.

Dengan penerapan LIRROSUL disamping LILLAAH, maka otomatis menjadi makin banyaklah ingat kita kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam disamping ingat kepada Allah. Dan makin banyak ingat kepada Kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam, tentunya menjadi  sangat berhati-hati dalam menjalankan tuntunan Rosululloh dalam segala bidang.
(6)       "Bersabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam :
"Barang siapa menghidup-hidupkan sunnahku, maka sungguh ia telah mencintai aku; dan barang siapa mencintaij aku, maka ia akan bersama-sama dengan aku di sorga".
                                                           (H.R. Sajzi dari Anas bin Malik)

(7)       "Dan barang siapa menentang Rosul sesudah jelas baginya petunjuk dan kebenaran, dan ia mengikuti jalan yang :. yang bukan jalannya orang-orang mukmin, maka KAMI biarkan ia berlarut-larut dalam kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan akan KAMI masukkan dia kedalam neraka jahannam. Dan jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali".
(Q.S (4) An-Nisak ayat 115)
(8)       “Tidaklah disebut iman yang sempurna salah satu dari kamu sekalian sehingga hawanya nafsunya) mengikuti pada apa yang sebab ini aku diutus".
(Hadits riwayat Tirmidzi)

Kalimat "HAQIQOTUL MUTABA'AH ..." pada halaman 20 tadi erat hubungannya dengan hadits ini. Dan penerapan niat LIRROSUL disamping LILLAAH merupakan sebagian dari realisasinya secara batiniyah.
BIRROSUL : Penerapannya seperti BILLAAH keterangan dimuka, akan tetapi tidak mutlak. Dan menyeluruh seperti BILLAAH, melainkan terbatas dalam soal-soal yang tidak dilarang oleh ALLOH wa Rosuulihi sholla­lloohu 'alaihi wasallam. Jadi dalam segala hal apa-pun, segala gerak-gerik kita lahir dan bathin, asal bukan hal yang dilarang, oleh Alloh wa Rosuulihi sholalloohu 'alaihi wasallam, disamping sadar, BILLAAH kita supaya merasa bahwa semuanya itu mendapat jasa dari Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wa­sallam (BIRROSUL) !.

DASAR/DALILNYA BIRROSUL :

(1)    "Dan tidaklah AKU mengutus Engkau (Muhammad), melainkan rohmat bagi seluruh alam".
(Q : surat (21) Al Anbiya' - 107).

(2)    Dan kamu sekalian sudah berada ditepi jurang neraka kehancuran, kemudian ALLOH menyelamatkan kamu sekalian padanya)" (dengan diutusnya Rosululloh).
(Q : surat (3)' Ali 'Imron ayat 103).

(3)    "Sesungguhnya sebaik-baik hadits adalah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuknya Muhammad shollalloohu 'alaihi wasallam".
(Hadits riwayat Bukhori),

(4)    "... dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar dapat memberi petunjuk kearah jalan yang lurus".
(Q : surat (42) Asy-Syuro ayat 52).

Ini bidang syari'at. Adapun dalam bidang haqiqotnya, disebutkan dalam ayat yang lain :
(5)    "Sesungguhnya Engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang Engkau sayangi, tetapi Alloh yang memberikan petunjuk kepada orang yang ia kehendaki".
(Q : surat (28) Al Qoshos ayat 56).

LILGHOUTS - BILGHOUTS
Pengartian dan penerapannya seperti LIRROSUL-BIRROSUL dimuka. Jadi LILGHOUTS artinya, niat mengikuti bimbingan Ghoutsu Haadzaz-zamaan rodiyalloohu 'anhu (disamping niat LILLAAH dan LIRROSUL).
Dan BILGHOUTS, penerapannya, merasa dalam hati bahwa dalam segala tingkah laku kita yang diridloi ALLOH kita memperoleh jasa dari GHOUTSU Haadzaz-zamaan rodialloohu 'anhu (disamping sadar BILLAAH dan ROSUL).
Jasa Ghoutsu Haadzaz-zaman yang dimaksud adalah tarbiyah rohaniyah pendidikan rohani atau sorotan batin yang disebut "NADZROH" , suatu sirri dari sekian banyak sirri yang dikaruniakan ALLOH kepada Beliau Ghoutsu haadzaz-zamaan rodlialloohu 'anhu. Pada umumnya hanya para ahlul-bashoir yang ahlul kasyfi yang dikaruniai" ALLOH dapat melihat sirri-sirri tersebut. Ahlul Bashoir adalah orang yang ahli mempunyai pandangan bathin yang tajam karena jiwanya yang telah bersih - suci. Dan Ahlul Kasyfi adalah orang yang dikaruniai keistimewaan oleh Alloh dapat mengetahui perkara-perkara ghoib. Suatu ke Maha Besaran Alloh yang dunia fikriyah dan dunia ilmiah tidak mampu menjangkaunya. Jadi tidak mudah terlihat oleh sembarang orang kebanyakan karena tertutup oleh tabir selubung ke Agungan Alloh.

DASAR/DALIL-DALIL PENERAPAN LILGHOUTS-BILGHOUTS


"Dan ikutilah jalannya orang yang kembali kepada-KU".
(Q : surat (31) Luqman ayat 15).

Orang yang kembali kepada Alloh. Kembali dengan sepenuh-penuhnya kembali . Lahir dan batinnya terutama !. Batinnya senantiasa ingat kepada Alloh. Senantiasa berdepe-depe tadlarru’ kepada Alloh, senantiasa menyerahkan segala galanya, segala persoalan kepada Alloh, menyerah bongkokan 100%. Dan senantiasa takholluq biakhlaaqillahi wa biakhlaaqi Rosuulihii shollalloohu "alaihi wasallam. Dan sebagainya. Istilah Wahidiyah menerapkan 100% LILLAAH-BILLAAH, LIRROSUL-BIRROSUL yang paling sempurna. Orang yang seperti pada zaman sekarang tidak lain adalah GHOUTSU HAADZAZ-rodiyalloohu 'anhu.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLOH dan hendaklah kamu sekalian beserta orang-orang yang benar".
(Q : surat (9) At Taubah ayat 119).
Orang-orang yang benar-benar dalam i'tiqod, benar dalam aqidah, benar dalam ucapan dan benar dalam tindakan, benar menurut pandangan Alloh wa Rosuulihii shollalloohu 'alaihi wasallam.
"Dan KAMI tidak mengutus sebelum Engkau (Muhammad) melainkan orang laki-laki yang KAMI wahyukan kepada mereka; maka bertanyalah kamu sekalian kepada "ahludz- dzikri" jika kamu sekalian tidak mengetahui".
(Q : surat (16) An Nahl ayat 43).

"Yang dimaksud dengan "AHLUDZ-DZIKRI" adalah al-'Ula-maau Billaah wa bidiinihim = orang yang sadar BILLAAH dan menguasai hukum-hukum agama, yang mengamalkan ilmunya semata-mata hanya mengharap wajhalloh/rido Alloh (LILLAAH). '
(Risalatul Muawacah hal 13)-


"Duduk bergaullah dengan 'Ulama Besar (Mujtahid/Mujadid)/(Ghoutsuz-Zamaan) dan bertanyalah kepada 'Ulama dan bergaullah dengan para Hukamak/para ahli hikmah (Mufti).
(Hadits riwayat Thobroni dari Abu Juhaifah)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar