HAL
TASYAFFU’ MEMBACA SHOLAWAT DENGAN
BERDIRI
Maksudnya adalah untuk
mengekspresikan/mencetuskan rasa ta'dzim mahabbah, memulyakan dan mencinta
sedalam-dalamnya kepada Beliau Rosuululloh shollalloohu 'alaihi wasallam wa
Ghoutsu Hadzaz-zamaan wa saiiri Ahbaabillahi rodiyalloohu 'annum dengan hati
yang tulus semurni-murninya.
Beliau Hadrotul Mukarrom Mbahyai K.H.
Abdoel Madjid Ma'roef dalam suatu fatwa amanatnya dalam acara Kuliah Wahidiyah
di suatu daerah mengemukakan bahwa sudah menjadi tradisi (kebiasaan) bangsa
arab dalam memberikan penghormatan kepada para pemimpinnya dilakukan dengan
berdiri. Dan cara memberikan penghormatan kepada para pemimpin dengan berdiri
ini dilakukan juga oleh semua negara di dunia dewasa ini terhadap
pemimpin-pemimpin negarawan dan lebih-lebih kepada tamu negara. Maka wajar
sekalilah bagi kita ummat Islam dalam memberikan penghormatan kepada junjungan
kita Kanjeng Nabi Muhammad Rosuululloohi sholla-lloohu 'alaihi wasallam yang
Pemimpin jagad dan Pembimbing manusia/ummat, juga dengan berdiri. Sesungguhnya
cara kita menghormat itu masih jauh sekali, belum sepadan dengan kemulyaan dan
kebesaran pribadi Beliau Kanjeng Nabi shollalloohu 'alaihi wasallam.
"Berdiri semualah kamu sekalian untuk
menghormati Pemimpinmu atau orang-orang pilihanmu sekalian".
(Hadits
shoheh riwayat Dailami dari Abi Sa'iid).
Para Ulama ahli Ilmu (ilmu kesadaran kepada
Alloh wa Rosuulihi saw.), Ulama-ulama Ahlul-fadli, Ulama-ulama Ahlut taqwa,
Ulama-ulama Shufiyin sangat berhati-hati sekali didalam menghormat Beliau
Rosuulullooh. Segala adab sopan santun lahir bathin dipegangnya baik-baik,
dilaksanakannya dengan sepenuh hudlur dan tawaddlu'. Didalam kitab Targhiibul
Msytaqqiin halaman 17 disebutkan j antara lain :
"Para Ahli Ilmu dan ahlul-fadli serta ahlut taqwa
dengan sungguh-sungguh membiasakan
berdiri tegak diatas kaki
(ketika membaca Sholawat
menghormati; kepada Rosuululloohi shollalloohu 'alaihi wasallaam hadir ditempat
manapun beliau shollalloohu 'alaihi wasallaam disebut-sebut. Hadir, bahkan
berjejer dekat, dengan dan dekat sekali".
Petunjuk
Pelaksanaan Tasyaffu dan Istighoutsah dengan Berdiri
Setelah nida’ berdiri yang menghadap ke
selatan selesai, kemudian semua menghadap ke arah pusat ditengah-tengah hadirin
hadirot (tetapi kalau Mujahadah sehabis sembahyang maktubah dan Mujahadah
menghadap kiblat, tasyaffu’ dan istighoutsah berdiri dilakukan menghadap kearah
kiblat juga). Membayangkan seolah-olah Rosuulullooh SAW dan Ghoutsi Hadzaz
Zaman RA, hadir ditengah-tengah kita (tempat mujahadah). Tangan ngapu rancang,
tangan kanan diatas tangan kiri dan kepala menunduk, penuh hormat. Sikap batin
merasa benar-benar dihadapan Rosululloh SAW dan Ghoutsu Hadzaz Zaman RA.
Menghormat sepenuh ta’dhim, mahabbah, memohon syafa'at tarbiyah, Nadhroh.
Merasa sangat malu dan takut sebab penuh dosa dan berlarut-larut. Tidak
konsekwen sebagai ummat, tidak konsekwen sebagai hamba Alloh, tidak konsekwen
bahkan menodai Perjuangan Fafirruu Ilalloh wa Rosuulihi SAW.
Yang dibaca adalah : AL FAATIHAH ... 1x,
YAA SYAAFI'AL KHOLQI ... dst. (dilagukan) ... 1x, YAA SAYYIDII YA ROSU-LALLOH
.... 3x, YAA AYYUHAL GHOUTS ... (dilagukan) ... 1x, dan AL FAATIHAH ... 1x.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar