Jumat, 01 Maret 2013

POKOK-POKOK AJARAN WAHIDIYAH


POKOK-POKOK AJARAN WAHIDIYAH


  1. Definisi (Ta'rif) Ajaran Wahidiyah
Yang dimaksud dengan AJARAN WAHIDIYAH adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah didalam mengamalkan dan menerapkan Tuntutan Rosululloh SAW mencakup bidang Syari'at, bidang Haqiqoh, meliputi penerapan iman, pelaksanaan Islam, perwujudan Ihsan dan pembentukan akhlaaqul kariimah.
Sumber dasar hukum Ajaran Wahidiyah adalah Al Qur'an dan Sunnah Rosul SAW.            
  
  1. Yang dimaksud dengan Pokok-pokok Ajaran Wahidiyah ada­lah rumusan Ajaran Wahidiyah dalam pokok-pokoknya yaitu :
* LILLAH-BILLAH
* LIRROSUL-BIRROSUL
* LILGHOOTS-BILGHOUTS DZII HAQQIN
   HAQQOH
* YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQOH
* TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM
    TSUMMAL ANFA’ FAL ANFA’

LILLAH, Artinya : Segala perbuatan apa saja lahir maupun batin, baik yang hubungan langsung kepada Alloh wa Rosuulihii shollalloohu 'alaihi wasallam, maupun yang hubungan di dalam masyarakat, bahkan dalam hubungan dengan sesama makhluq, baik kedudukan hukumnya wajib, sunah atau mubah, asal bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, bukan perbu­atan yang merugikan, melaksanakannya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih !. LILLAHI TA'ALA !. Baik pamrih ukhrowi, lebih-lebih pamrih duniawi !.
Jadi hidup kita 100% harus kita curahkan untuk beribadah mengabdikan diri kepada Alloh dengan disertai niat LILLAH tersebut. Asal bukan perbuatan yang terlarang perbuatan terlarang atau merugikan, seperti maksiat atau mungkarot sama sekali tidak boleh diniati ibadah LILLAH; dan kita harus berusaha menjauhi dan menghindarinya !. Didalam menjauhi dan menghindari itulah yang harus dengan niat ibadah LILLAH !. Demikian seterusnya didalam segala perbuatan apa saja. Termasuk makan, minum, bekerja, tidur, istirahat dan sebagainya dan sebagainya !.
IKHLAS TANPA PAMRIH : Semata-mata karena dan untuk Alloh. Tidak berarti menutup pintu harapan ingin terhadap pahala, surga dan sebagainya atau takut siksa neraka dan sebagainya. Kita harus ingin kepada hal-hal yang baik yang menguntungkan dan harus takut kepada. hal-hal yang buruk yang merugikan. Akan tetapi didalam kita ingin atau takut itulah yang harus kita niati ibadah LILLAH, sebab kita memang diperintah supaya berharap kepada paha­la, surga dan lain-lain, dan supaya takut kepada siksa, neraka dan lain-lain. Jadi amal-amal ibadah kita apa saja seperti sembahyang, puasa baca Al-qur'an, dzikir, baca sholawat, menolong orang dan sebagainya jangan sampai karena didorong oleh rasa ingin. atau takut, melainkan didorong oleh pengabdian diri, niat ibadah kepada Alloh ,dengan ikhlas tanpa pamrih !.

DASAR / DALILNYA LILLAAH

(1)      “Dan tiadalah AKU menciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka beribadah (mengabdikan diri) kepada-KU".
(Q : Surat (51) Adz-Dzariyat-ayat 56)
(2)       "Dan tidaklah mereka disuruh, melainkan supaya beribadah (mengabdikan diri) kepada Alloh dengan ikhlas/ memurnikan ketaatan kepada-NYA".
(Q : Surat (98) Al Bayyinah ayat 5)

Jadi yang dimaksud "IBADAH" itu tidak hanya terbatas menjalankan syare'at Islam seperti Syahadad, sholat, puasa, zakat, haji, baca dzikir, baca Qur'an dan sebagainya saja, melainkan seluruh bidang kita harus kita curahkan penuh 100% untuk ibadah dengan menyertakan niat "LILLAAH" dalam segala gerak hidup dan kehidupan kita ini seperti penjelasan LILLAAH diatas. Bekerja, makan, minum, tidur dan sebagainya harus niat ibadah LILLAAHI TA'AALA ! .

(3)      "Bersabda Rosululloh  shollalloohu  'alaihi wasallam kepada Mua'dz bin Jabal" : "Ikhlaskanlah amalmu, maka amal ikhlas yang sedikit saja sudah memadai (mencukupi) bagimu".
                                                  (riwayat Abu Mansyur Ad-Dailami)

KEBAIKAN DAN KEUNTUNGAN LILLAAH

(4)      “Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dan dia seorang mukmin, maka suhgguh akan KAMI berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan KAMI berikan balasan pahala mereka dengan balasan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan".
                                                (Q : Surat (16) An-Nahl Ayat 97)
(5)      "Alangkah bahagianya orang-orang yang baramal dengan ikhlas. Mereka-mereka itulah sebagai lampu-lampunya petunjuk, dimana segala fitnah yang digambarkan seba­gai kegelapan menjadi jelas bagi mereka".
(Hadits riwayat Abu Nu'aim dari Tsauban)
DAN KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK LILLAAH .
(1)    "Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Alloh sedikitpun? Sesungguhnya ALLOH tidak memberi petunjuk kepada kaum yang dholim".
                                                                (Q : Surat (28) Al Qoshos ayat 50)
Orang yang tidak LILLAAH, namanya LIGHOIRILLAH. Berbuat tidak karena Alloh melainkan karena selain ALLOH. Istilah Wahidiyah disebut LINNAFSI. Berbuat atau beramal hanya karena menuruti keinginan dan kemauan hawa nafsunya. Kelihatan thoat hanya pada lahirnya saja. Sedang batinnya adalah menuruti nafsu, berarti dia diperalat oleh nafsu­nya. Diperbudak oleh nafsunya. Dengan kata lain dia mengabdi atau menyembah kepada nafsunya sendiri !. Orang yang begini inilah yang termasuk golongan orang/kaum yang dholim yang tidak akan mendapat petunjuk dari Alloh.
(2)    "Sesungguhnya ALLOH tidak menerima daripada amal kecuali amal yang sungguh-sungguh ikhlas (LILLAAH) semata mata mengharap rido-NYA".
(Hadits shoheh hasan yang diriwayatkan oleh Imam Nase dari Abi Umamah).
(3)    "Berhala sesembahan di bumi yang paling dimurkai dan dikecam oleh ALLOH adalah "hawa nafsu".
                               (Hadits riwayat Thobroni dari Abi Umamah)

Kesimpulannya orang yang beramal ibadah hanya menuruti kemauan nafsunya, amal perbuatan apa saja berarti dia menyembah kepada nafsunya sendiri. Dia adalah hamba dari­ pada nafsunya, dia mempertuhan nafsunya, tidak merasa oleh karena nafsu itu justru yang paling dimurkai oleh Alloh, maka dengan sendirinya orang yang menjadi hamba nafsu itulah orang yang paling dimurkai Alloh.
BILLAAH : Dalam segala kehidupan, gerak gerik kita atau perbuatan atau tindakan apa saja lahir dan batin/ dimanapun dan kapanpun saja, supaya dalam hati senantiasa merasa bahwa yang menciptakan dan menitahkan serta menggerakkan itu semua adalah ALLOH MAHA PENCIPTA !.
Jangan sekali-kali mengaku atau merasa bahwa kita mempunyai kemampuan sendiri.
Ini mutlak, dalam segala hal supaya merasa begitu. Baik dalam keadaan toat maupun ketika maksiat, harus merasa BILLAAH !. Tanpa kecuali !. Ini harus kita sadari !.
(1)  "Padahal Alloh-lah yang menciptakan kamu sekalian dan apa yang kamu sakalian perbuat".
                                                     (Q : surat (37) As-Soffat ayat 96)


 



(2)  “Tiada daya dan kekuatan (sedikitpun) melainkan dengan titah Alloh".

(3)  "Dari Abi Dzarrin berkata : Aku bertanya kepada Rosu­lulloh saw. Yaa Rosulalloh, amal-amal apakah yang lebih utama ?. Rosululloh shollalloohu 'alaihi wasallam. menjawab :
"AL IIMAANU BILLAH" = Sadar Billah".
                                                                (Hadits Muttafaq 'alaihi).

"Bersabarlah kamu dan tiadalah kesabaranmu itu melain­kan dengan (pertolongan) Alloh".
(16 - An-Nahl : 127).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar