Jumat, 01 Maret 2013

HAL MUJAHADAH WAHIDIYAH


HAL MUJAHADAH WAHIDIYAH

Mujahadah, secara umum artinya berjuang, bersungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu untuk diarahkan kepada FAFIRRUU ILALLOOHI wa ROSUULIHII sholla-lloohu 'alaihi wasallam.
Di dalam Wahidiyah, mujahadah dilaksanakan dengan pengamalan Sholawat Wahidiyah menurut cara-cara dan adab-adab yang telah ditentukan. Dasar atau dalil-dalil hubungan soal Mujahadah antara lain seperti dibawah ini :

"Wahai  orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan carilah jalan/washilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah, berjuanglah pada jalan-Nya, supaya kamu sekalian memperoleh keberuntungan".
                                                                (Q.S. (5) Al Maidah ayat 35),


"Dan orang-orang yang berjihad, bersungguh-sungguh bermujahadah menuju kepada-Ku, pasti aku tunjukkanf kepada mereka jalan-jalan-Ku".
(Q.S. (29) Al Ankabut ayat 69),

"Kita baru saja kembali dari perang kecil, dan masih harus menghadapi perang besar. Para shohabat bertanya Yaa Rosululloh, apakah gerangan perang besar itu?
Rosululloh menjawab : "JIHAADUN NAFSI" perang melawan hawa nafsu".
(H.R. Baihaqi)

"Membersihkan nafsu dari kotoran-kotoran adalah wajib"
                                                                           (Kitab Jami'ul Ushuul)

"Yang disebut MUJAHID" ialah orang yang memerangi nafsunya dalam thoat kepada Alloh" .
(H.R. Baihaqi, dishohehkan olehnya dan oleh Tirmidzi dari Fudlolah 'Ubed).


"Mujahadah ialah membaca nafsu (menanggulangi nafsu) atas keberatan-keberatan badaniyah, dan menghindari keinginan-keinginari hawa nafsu dari segala keadaan".
(Kitab Jami'ul Ushuul halaman 234).


"Mujahadah adalah kuncinya hidayah, tiada kunci lain selain mujahadah".
                                (Ihya’ Ulumuddin juz I hal 39).


"Barang siapa tidak menjalankan mujahadah, tidaklah bisa dia mencapai musyahadah- syuhud- sadar  kepada Alloh".
(Kifaayatul Atqiyya').

"Barang siapa yang pada tahap permulaan tidak menjalan­kan mujahadah, maka dia tidak akan mengalami musyahadah pada kahir tujuan".
(Jami'ul Ushuul).
"Menghadap (bermohon/berdo'a) kepada Alloh wa Rosuulihi shollalloohu 'alaihi wasallam dengan sungguh-sungguh merendah diri dan merasa sangat berlarut-larut/keterlaluan serta merasa butuh sekali kepada pertolongan
Alloh (wa Rosuulihi saw) dengan tidak merasa mempunyai kemampuan (BILLAAH istilah Wahidiyah) adalah sumber segala kebaikan dunia dan akhirat".
(Taqriibul Ushuul).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar